Kader PKS Harus Contoh Semangat Perjuangan Pahlawan
Lebak, 28/08—kader PKS harus mencontoh semangat perjuangan dalam meraih kemerdekaan Republik Indonesia dalam mengusir Penjajah. Mereka bukan hanya mengorbankan hartanya namun juga telah merelakan nyawanya. Demikian juga kader PKS juga harus memiliki nafas yang sama dalam mengisi Kemerdekaan.
Demikian dikatakan Wakil ketua DPW PKS Banten Sanuji Pentamarta dalam acara orasi pembukaan Kemah Bakti Nusantara (Kembara) yang berlokasi di Pantai Sawarna Kabupaten Lebak-Banten. Jumat, 25/08/2017.
Tugas kita adalah mengisi kemerdekaan untuk bekerja lebih produktif lagi dan menghasilkan produksi, menghasilkan kreasi dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.
Ia mengatakan, Sudah 27 tahun negeri ini menjadi negeri konsumtif yang hanya menikmati hasil produksi negara lainnya. Sudah saatnya Indonesia menjadi tuan dinegerinya sendiri. Oleh karena itu, kader PKS harus lebih keras dalam bekerja dan mengurangi bicara sehingga kontribusi PKS untuk negara menjadi lebih maksimal lagi.
Dalam Kembara ini, Kita juga dituntut untuk banyak melakukan kreatifitas ditengah fasilitas yang sangat terbatas agar kita tetap dapat bertahan. Bahwa kader PKS harus mencintai tanah air, kita harus mencintai Indonesia seluruhnya. Ujar Sanuji.
Maka dengan semangat kemerdekaan dalam acara Kembara ini, nilai-nilai kemerdekaan harus kita pertahankan. Kita harus menjaga rumah besar untuk Indonesia. Sesuai dengan sila ke-tiga “persatuan Indonesia”. Jangan sampai kita berpecah-belah dalam menghadapi persoalan yang kecil karena hal itu akan sangat merugikan bangsa Indonesia.
Pancasila juga mengajarkan kepada kita, bagaimana supaya mengakui dan meyakini keberadaan Tuhan yang maha Esa yang terdapat dalam silla pertama yang menekankan supaya beriman dan bertakwa.
Namun keimanan dan ketakwaan kita harus dilanjutkan dengan nilai-nilai kemanusiaan kita. Sisi kemanusiaan kita harus berkembang. Kita harus belajar mengasah kemanusiaan kita dengan melihat kehidupan sekitar kita. Dimana di Banten ini masih banyak orang yang masih mengalami kesusahan.
Saya pernah berkunjung ke keluarga di kabupaten Lebak dimana kondisi keluarganya sangat meprihatinkan. Keluarga tersebut tinggal di sebuah gubug yang berukuran 3,5 x 5 M, dengan kondisi atap dan bilik yang sudah bolong-bolong. Dan yang tinggal di gubug tersebut berjumlah empat orang termasuk bayi yang baru lahir. Tidak ada dapur, kamar mandi, tidak ada listrik, dan tidak ada air bersih. Ini sangat memprihatinkan, Ucap Sanuji sambil berkaca-kaca.
Saya berharap diacara penutup kegiatan Kembara ini bisa diisi dengan kegiatan bakti sosial misalkan dengan memberikan bantuan untuk masyarakat sekitar Sawarna. Juga bisa dengan mengisi kegiatan dengan melakukan bersih-bersih pantai Sawarna. Tutup Sanuji.